Langsung ke konten utama

PERTEMUAN 11


Review UTS
1.     Penginderaan jarak jauh
Lindgren (1985) penginderaan jarak jauh yaitu berbagai Teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan analisis informasi tentang bumi.
Secara umum, penginderaan jauh didefinisikan sebagai ilmu-teknik-seni untuk memperoleh informasi ataupun data mengenai kondisi fisik suatu benda atau objek, target, sasaran maupun daerah dan fenomena melalui analisis dan perhitungan tanpa menyentuh atau kontak langsung dengan benda atau target yang dikaji.
Penginderaan jarak jauh juga memiliki definisi ilmu dan teknologi pengumpul informasi tentang permukaan bumi tanpa melakukan kontak langsung dengan objek bersangkutan, dilakukan dengan penginderaan dan perekaman energi elektromagnetik yang dipantulkan kemudian memproses, menganalisa dan mengaplikasikan informasi tersebut. Dengan pemodlan hasil prediksi dari shp yang telah dibuat sedemikian rupa akan mempermudah prediksi masa depan jauh lebih baik dibandingkan expert judgment.
Tiga hal penting dalam penginderaan jauh, yaitu :
1.     Sumber energi/tenaga yang berasal dari matahari
2.     Media perantara yang berupa gelombang elektromagnetik
3.     Sendor yang sensitif untuk setiap spektrum gelombang elektromagnetik



2.     Macam resolusi

SPEKTRAL
Spektral adalah hasil interaksi antara energi elektromagnetik (EM) dengan suatu objek. Objek yang ada di permukaan bumi mempunyai karakteristik yang berbeda sati dengan lainnya (khas). Ada objek yang mempunyai sifat dara serapnya (absorpsi) terhadap EM tinggi dan pantulannya rendah, sebaliknya ada objek yang mempunyai daya serap yang rendah dan daya pantulnya tinggi. Pola pantulan dan absorpsi ini berbeda untuk panjang gelombang (wavelength) yang berbeda. Jika dikaitkan dengan citra satelit, maka masing-masing objek akan memberikan pantulan EM yang berbeda, sehingga kita mampu membedakan suatu objek dengan objek yang lain (identifikasi) (Kusumowidagdo dkk, 2007).
Ketika melakukan kegiatan berbasiskan spektral domain, seperti dengan scanner udara dan citra satelit, maka penting untuk memperhatikan properti seperti down-dan up–welling radiance, atenuasi dan relektansi spektral (Anonim, 1999).
Latar belakang untuk kepentingan di spectral signature adalah bahwa penanda (signature) mecirikan spektral dari target yang diamati, nilai spektral ini dipengaruhi oleh sifat optik media dan permukaan yang diamati. Komposisi medium atau permukaan sehingga mempengaruhi bagaimana cahaya ditransmisikan, diserap, tersebar atau dipantulkan. Spectral reflectance signature dengan demikian dapat membantu dalam menentukan pada apakah dua target yang berbeda jenis dapat dibedakan dari satu sama lain, dan jika demikian di bagian mana dari spektrum karakteristik spektral yang berbeda (Anonim, 1999).
Untuk pengamatan dari karakteristik spektral digunakan alat spectroradiometer.  Umumnya karakteristik berdasarkan hasil pengamatan spectral signature lebih baik daripada nilai tunggal. Beberapa dari nilai-nilai dapat diukur secara langsung menggunakan Spectroradiometer, misalnya FieldSpec, yang lain diturukan dri beberapa spectral signature (Anonim, 1999).
Idealnya reflektansi diukur/dihitung berdasarkan pengukuran yang simultan terhadap radian fluks dan jauh dari objek. Namun hal ini memerlukan set-up sensor ganda, yang jauh lebih mahal daripada sensor tunggal. Dalam sensor tunggal spectral reflectance bukan diukur pada ujung serat optik vertikal turun menuju sasaran yang diketahui reflectance, misalnya sebuah panel Spectralon. Pengukuran ini disebut referensi putih. Pengukuran berikut kemudian dibuat relatif terhadap referensi putih. Pengolahan pasca kemudian melibatkan koreksi untuk non-reflectance sempurna dari referensi panel putih (Anonim, 1999).
Dalam kasus pengukuran reflectance di atas atau bahkan di bawah permukaan air, perbedaan dalam tingkat radiasi yang berbeda diperlukan perbedaan integrations times diterapkan untuk referensi putih dan target yang harus diperhatikan. Dalam kasus ini di reflectance tidak diukur secara langsung melainkan dihitung dari pengamatan dari radiance atau irradiance (Anonim, 1999).
Dalam setiap kasus di mana sensor tunggal yang digunakan itu adalah prasyarat alami bahwa cahaya adalah konstan selama waktu pengukuran. Hati-hati untuk mengukur down-welling radiance baik sebelum dan sesudah pengukuran sasaran (Anonim, 1999).
Pola pantulan tidak hanya dipengaruhi oleh objek, pantulan terhadap obje yang sama pun dapat berbeda karena kondisinya. Pola pantulan EM yang berbeda ini yang menjadi prinsip dalam pengenalan objek dalam inderaja. Jumlah energi yang dipantulkan suatu objek pada panjang gelombang yang berbeda-beda relatif terhadap energi yang diterima disebut spectrum reflectance atau spectral signature (Susilo dan Gaol, 2008).
SPASIAL
Resolusi spasial citra satelit adalah ukuran objek terkecil yang masih dapat dilihat di lapangan. Dalam citra digital, resolusi dibatasi oleh ukuran pixel , yaitu objek terkecil yang masih dapat dilihat tidak lebih kecil dari ukuran pixel itu sendiri. Resolusi spasial dari sistem citra satelit juga sangat dipengaruhi oleh hamburan atmosfer, sudut pengambilan gambar, juga pergerakan objek yang diambil gambarnya . Ukuran pixel ditentukan oleh jarak sampling.
Citra satelit resolusi tinggi memiliki ukuran resolusi spasial yang kecil, sehingga detail objek yang difoto sangat terlihat jelas. Sementara citra sateit resolusi rendah memiiki resolusi spasial yang besar, sehingga fitur objek “kasar” yang bisa diamati dari citra sateit tersebut.

TEMPORAL
Resolusi Temporal, Merupakan frekuensi suatu sistem sensor merekam suatu areal yang sama (revisit). Seperti Landsat TM yang mempunyai ulangan setiap 16 hari, SPOT 26 hari dan lain sebagainya.
RADIOMETRIK
Resolusi radiometrik, Merupakan ukuran sensitivitas sensor untuk membedakan aliran radiasi (radiation flux) yang dipantulkan atau diemisikan suatu objek oleh permukaan bumi.



3.     Penerapan ilmu SIG untuk Bidang Perencanaan Wilayah dan Kota
Sistem Informasi Geografis (bahasa Inggris: Geographic Information System disingkat GIS) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini. Detail penerapan penginderaan jarak jauh untuk Bidang Perencanaan Wilayah dan Kota
Berdasarkan definsi SIG diatas, penerapan ilmu SIG pada Bidang Perencanaan Wilayah dan Kota ialah untuk membantu perencana membuat RTRW dan RDTR
4.     Detil penerapan system penginderaan jauh pada Bidang Perencanaan Wilayah dan Kota
Data yang didapat dari citra satelit dapat digunakan untuk melakukan analisis suatu ruang yang nantinya akan dimuat dalam RTRW dan RDTR dan disahkan menjadi PERDA
5.     Model data SIG
Model Data Vektor
Model data vektor ada 3 macam yang meliputi point, garis dan polygon. Informasi posisi point, garis dan polygon disimpan dalam bentuk koordinat x dan y. Suatu lokasi point dideskripsikan melalui sepasang koordinat x dan y. Sedangkan bentuk garis seperti jalan dan sungai dideskripsikan sebagai kumpulan dari koordinat-koordinat point. Dan untuk bentuk poligon, seperti zona project, areal pemukiman, dll disimpan sebagai pengulangan koordinat yang tertutup.

Model data vektor umumnya untuk menyajikan feature peta. Masing-masing feature menggunakan satu set koordinat untuk mendefinisikan objek yang dikehendaki dan data atribut terkait dengan feature, bukan pixel. Atau lebih gampangnya adalah hanya model data vektor/feature yang memiliki data atribut, sedangkan model data raster/pixel tidak memiliki atribut.




Model Data Raster
Model data ini terdiri dari sekumpulan grid/sel seperti peta hasil scanning maupun gambar/image. Masing-masing grid/sel atau pixel memiliki brightness value atau digital number (DN) yang bergantung pada bagaimana image tersebut digambarkan. Model data ini biasanya untuk data citra penginderaan jauh atau hasil scanning dan sudah siap dibaca computer (machine readable data). Gampangnya adalah, pada sebuah image hasil penginderaan jarak jauh dari sebuah satelit, masing-masing pixel direpresentasikan sebagai panjang gelombang cahaya yang dipantulkan dari posisi permukaan bumi dan diterima oleh satellit dalam satuan luas tertentu yang disebut pixel.


6.     Data yang direkord/diperoleh oleh satelit
Sensor merupakan alat untuk merekam objek dan cahaya pada pengindraan jauh, atau suatu benda yang sangat sensitif/peka terhadap suatu hal.  Terdapat dua jenis sensor dalam pengindraan jauh, yaitu sensor pasif dan sensor aktif. Sensor pasif adalah suatu alat sensor yang hanya dilengkapi dengan alat penerima pantulan gelomabang Elektro Magnetik, misalnya sensor satelit. Sedangkan sensor aktif adalah alat yang dilengkapi dengan pemancar dan alat penerima pantulan gelombang, misalnya sensor radar dan sensor sonar.

Koreksi yang dilakukan dari data citra satelit
Koreksi geometric bertujuan untuk mengkoreksi kesalahan/ error yangdiakibatkan pergerakan satellite dan/sensor ketika mengorbit. Semua datadigital remote sensing satelit mengandung kesalahan geometric sistematik atauunsistematik (systematic and unsystematic error) (Berstein, 1983).Kesalahantersebut dapat dikoreksi baik dengan menggunakan variable yang diketahuidalam internal sensor dan juga dapat dilakukan koreksi dengan menyamakan(matching) koordinat dengan citra yang telah dikoreksi atau denganmenggunakan Global Posisitioning System (GPS). Koreksi geometricdilakukan dengan menggunakan GCP(Ground Control Point). GCP merupakan titik di permukaan bumi dimana antara koordinat citra diukurdalam baris dan kolom) dan proyeksi peta (diukur dalam derajat latitudelongitude, meter atau feet) dapat diidentifikasi. Dalam koreksi geometricdikenal dua jenis metode yaitu Rektifikasi dan Ortho-rektifikasi.Rektifikasimerupakan proses koreksi yang sesuai dengan koordinat peta, GPS atau citra-citra lainnya yang sudah terkoreksi. Sedangkan Ortho-rektifikasi merupakanproses koreksi geometric dengan memasukan data ketinggian dan informasiposisi platform satellite. Metode kedua ini lebih akurat, namun prosesnyacukup sulit karena memerlukan lebih banyak data.( Rina 2011)Sebelum melakukan koreksi geometric, analisis harus terlebih dulu melaluiproyeksi peta. System proyeksi bertujuan untuk mempertahankan jarak, sudutdan luas. Oleh karena posisi piksel pada citra output tidak sama denganinputnya maka piksel-piksel untuk mengisi data yang baru harus diresamplingkembali. Namun dalam beberapa kasus koreksi, hanya dibutuhkan penyamaanposisi antara satu citra dengan citra lainnya dengan mengabaikan system koordinat. Penyamaan posisi ini disebut proses Registrasi. Berbeda denganRektifikasi, Registrasi tidak melakukan transformasi ke suatu systemkoordinat.
Sementara itu koreksi radiometric ialah koreksi yang bertujuan untukmemperbaiki nilai piksel supaya sesuai dengan yang seharusnya denganmempertimbangkan faktor gangguan atmosfer sebagai sumber kesalahanutama. Efek atmosfer menyebabkan nilai pantulan obyek dipermukaan bumiyang terekam oleh sensor menjadi beda dengan nilai aslinya, tetapi menjadilebih besar oleh karena adanya hamburan atau lebih kecil karena prosesserapan. Distorsi dapat terjadi sewaktu akuisisi data dan transmisi atauperekaman detektor-detektor yang digunakan pada sensor. Distorsi dapatterjadi sewaktu akuisisi data dan transmisi atau perekaman detektor-detektoryang digunakan pada sensor. Metode-metode yang sering digunakan untukmenghilangkan efek atmosfer antara lain metode pergeseran histogram(histogram adjustment), metode regresi dan metode kalibrasi bayangan(ProjoDanoedoro 1996). Namun metode yang sering digunakan adalah metodepenyesuaian histogram, karena metode ini yang paling sederhana.
            Asumsi dari metode ini adalah dalam proses koding digital oleh sensor,obyek yang memberikan respon spektral yang paling rendah seharusnyabernilai 0. Apabila nilai ini ternyata melebihi angka 0 maka nilai tersebutdihitung sebagai offset dan koreksi dilakukan dengan mengurangi seluruh nilaipada saluran tersebut dengan offset-nya.
Penentuan penggunaan lahan
Menentukan penggunaan sebuah lahan dapat digunakan analisis sekilas yang dipatok oleh brightness value/digital number seperti, brightness value bernilai 255 berwarna putih itu artinya kemungkinan gambar yang ditangkap oleh sensor adalah awan, brightness value bernilai 170 berwarna abu-abu artinya kemungkinan gambar yang ditangkap sensor adalah lapangan kosong, dan brightness value bernilai 0 berwarna hitan artinya kemungkinan gambar yang ditangkap sensor adalah vegetasi dengan tutupan 100%.
7.     Analisis tutupan lahan
Rumus :
            LTL = LTL 2018 – LTL 2010
LTL = Luas Tutupan Lahan
Fungsi dari GPS pada pengolahan citra satelit adalah sebagai alat bantu pada koreksi geometrik
8.     7 kunci interpretasi peta
·       Shape, mengidentifikasi focus pada bentuk dari objek pada gambar
·       Size, mengidentifikasi focus pada ukuran dari objek pada gambar
·       Pattern, mengidentifikasi focus pada pola dari objek pada gambar
·       Texture, mengidentifikasi focus pada kasar/halus dari objek pada gambar
·       Shadow, mengidentifikasi focus pada bayangan dari objek pada gambar
·       Association, mengidentifikasi focus pada jalan/jalur dari objek pada gambar
Materi supervised dan unsupervised
Pada metode supervised  ini, analis terlebih dulu menetapkan beberapatraining area (daerah contoh) pada citra sebagai kelas lahan tertentu. Penetapan ini berdasarkan pengetahuananalis terhadap wilayah dalam citra mengenai daerah-daerah tutupan lahan. Nilai-nilai pikseldalam daerah contoh kemudian digunakan oleh komputer sebagai kunci untuk mengenali piksellain. Daerah yang memiliki nilai-nilai piksel sejenis akan dimasukan kedalam kelas lahan yangtelah ditetapkan sebelumnya. Jadi dalam metode supervised  ini analis mengidentifikasi kelas informasi terlebih dulu yang kemudian digunakan untuk menentukan kelas spectral yangmewakili kelas informasi tersebut. (Indriasari, 2009). Algoritma yang bisa digunakan untuk menyelesaikan metode supervised  inidiantaranya adalah minimun distance dan parallelepiped. Di bawah ini adala metoda  klasifikasi supervised.


Cara kerja metode unsupervised  ini merupakan kebalikkan dari metode supervised, dimananilai-nilai piksel dikelompokkan terlebih dahulu oleh komputer kedalam kelas-kelas spektralmenggunakan algoritma klusterisasi (Indriasari, 2009). Dalam metode ini, diawal proses biasanyaanalis akan menentukan jumlah kelas (cluster ) yang akan dibuat. Kemudian setelah mendapatkanhasil, analis menetapkan kelas-kelas lahan terhadap kelas-kelas spektral yang telahdikelompokkan oleh komputer. Dari kelas-kelas (cluster ) yang dihasilkan, analis bisamenggabungkan beberapa kelas yang dianggap memiliki informasi yang sama menjadi satukelas. Misal class 1, class 2 dan class 3 masing-masing adalah sawah, perkebunan dan hutanmaka analis bisa mengelompokkan kelas-kelas tersebut menjadi satu kelas, yaitu kelas vegetasi.Jadi pada metode unsupervised  tidak sepenuhnya tanpa campur tangan manusia.Beberapa algoritma yang bisa digunakan untuk menyelesaikan metode unsupervised  inidiantaranya adalah K-Means dan ISODATA. Di bawah ini adalah metoda unsupervised.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH PETA

SEJARAH PETA  Ilmu geografi adalah ilmu yang mempelajari berbagai gejala dengan ruang muka bumi sebagai tempat berkembangnya kehidupan, kesimpulan di atas dikemukakan berkaitan dengan pernyataan yang dibuat oleh Ptolemy dan Richard Hartshome, yaitu :   The purpose of geography   is to provide a view of whole earth by mapping the location of procces (Ptolemy). Geography is concerned to provide accurate, orderly, and rational description and interpretation of the variable character of the earth surface (Richard Hartshome). Para ahli geografi selalu menaruh perhatian pada persebaran, perubahan, dan keterkaitan antara gejala fisik dan social pada berbagai tempat di permukaan bumi. Kajian – kajian yang dilakukan senantiasa dilandasi oleh pendekatan regional dan ekologis guna memahami secara holistic hubungan antar manusia dan lingkungan dalam membentuk karakter permukaan bumi. Pendekatan regional berupaya untuk memahami, mengkaji, dan menilai lokasi/tempa...

TRIANGULASI

Metode Triangulasi     Dijelaskan oleh  Deni Andriana  bahwa peneliti menggunakan triangulasi sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Dimana dalam pengertiannya triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian (Moloeng, 2004:330) Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda (Nasution, 2003:115) yaitu wawancara, observasi dan dokumen. Triangulasi ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya data. Menurut Nasution, selain itu triangulasi juga dapat berguna untuk menyelidiki validitas tafsiran peneliti terhadap data, karena itu triangulasi bersifat reflektif. Denzin (dalam Moloeng, 2004), membedakan empat macam triangulasi diantaranya dengan memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Pada penelitian ini, dari keempat macam triangulasi tersebut, peneliti hanya menggunakan teknik ...

RESUME KELOMPOK 13

Aksesibilitas Spasial Taman Kota di Shanghai, Cina           Kota Shanghai memiliki tingkat urbanisasi tertinggi di Cina dan menjadi salah satu kepadatan populasi tertinggi di   dunia. Shanghai memiliki populasi lebih dari 24 juta orang, sementara ruang hijau publik hanya 7,1 m per kapita untuk memenuhi tuntutan rencana Kota Shanghai maka akan dibangun green infrastruktur . A.            Aksesibilitas Aksesibilitas adalah faktor penting untuk mengunjungi taman.   Untuk menganalisis aksesibilitas di Shanghai Luo dan Qi merekomendasikan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk melakukan analisis mengenai akses di Kota Shanghai B.            Green Infrastruktur Green Infrastructure (G) adalah strategi perencanaan yang memiliki tujuan yang berkelanjutan untuk pembangunan perkotaan. Fungsi utama G adalah untuk melindungi...