Langsung ke konten utama

RESUME KELOMPOK 11


MODEL PREDIKTIF UNTUK MENILAI PERENCANAAN TATA RUANG DALAM MENGATASI BAHAYA HIDROMETEOROGIS STUDI KASUS KOTA SEMARANG, INDONESIA

A.           Latar Belakang
Pemanasan global telah mempengaruhi kualitas kehidupan banyak orang, terutama mereka yang tinggal di daerah pesisir. Es telah mencair di Arktik telah secara signifikan meningkatkan volume air laut global, mendorong kenaikan permukaan laut (SLR) sebesar 0,5-2,3 m pada akhir abad. Kenaikan permukaan laut di utara Jawa, Indonesia, telah berdampak pada kota-kota pantai yang rawan terhadap banjir. Kota-kota pesisir menghadapi tekanan baru yang diperparah akibat dampak iklim, karena perubahan dalam lingkungan laut dan terestrial

B.           Bencana Alam Yang Sering Terjadi Di Indonesia
Seiring dengan pertumbuhan aktivitas manusia dan degradasi lingkungan, cuaca cenderung memburuk dan menyebabkan meningkatnya bencana alam, khususnya bahaya hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, badai tropis, dan kekeringan. Di kota-kota pesisir utara Jawa, banjir telah diperparah oleh SLR, yang menyebabkan Rob, istilah lokal untuk hidro-meteorologi ini Secara teknis, Rob adalah genangan yang secara permanen terjadi dan banjir yang muncul sementara di suatu daerah, yang keduanya disebabkan oleh luapan air laut

C.           UU No. 26/2007 Tentang Penataan Ruang
Menetapkan bahwa mitigasi bencana harus menjadi bagian dari rencana tata ruang lahan Rencana  Pola Tata Ruang harus mempertimbangkan bahaya hidrometeorologi, terutama dalam merencanakan penggunaan lahan di wilayah pesisir untuk mengurangi dampak negatif bencana sebelum, selama, dan setelah terjadinya bencana dan meningkatkan ketahanan lokal. Namun, studi sebelumnya menunjukkan bahwa saat ini rencana tata ruang lokal di Indonesia belum menangani faktor ini secara memadai

D.           Tujuan dan alasan studi kasus
 Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mencapai dua tujuan mendasar untuk memahami bahaya arus hidro-meteorologi saat ini dan potensi Rob di kota pesisir Semarang di utara Jawa, Indonesia. Kota Semarang, Indonesia, dipilih sebagai lokasi studi kasus karena lokasi geografisnya di sepanjang pantai serta varisasi topografisnya, mulai dari lahan datar yang terletak di pantai utara hingga daerah perbukitan di Selatan.

E.           Permasalahan
Semarang secara rutin menghadapi masalah lingkungan yang disebabkan oleh kenaikan permukaan laut yang dipengaruhi oleh penurunan permukaan tanah yang terjadi di daerah pantai. Rob menyebabkan konsekuensi yang merusak bagi banyak daerah pemukiman di sisi utara kota sepanjang tahun. Sebagian besar wilayah yang sangat rentan terhadap Rob adalah daerah pemukiman. Marfai dan King mengungkapkan bahwa 27,5 ha lahan di Semarang pada tahun 2020 akan terletak 1,5-2,0 m di bawah permukaan laut dan 20 desa perkotaan di pesisir paling rentan terhadap Rob.

F.            Metode yang dipakai pada studi kasus
Analisis spasial di GIS bertujuan untuk memetakan dan memprediksi daerah Rob dan bagaimana kaitannya dengan perencanaan tata ruang wilayah tersebut hingga tahun 2031, perbandingan visual dengan data survei lapangan untuk validasi hasil analisis, dan analisis overlay peta untuk membandingkan tingkat Rob yang diprediksi dengan peta perencanaan penggunaan lahan.



G.           Hasil penelitian
             Menunjukkan area proyeksi Rob diproyeksikan di bawah 2 skenario berdasarkan skenario optimis dan pesimis untuk 2016 dan 2031. Di bawah skenario optimis, genangan akan mencapai 6,4 cm di 2016 dan 12,4 cm pada 2031. Di bawah skenario pesimis, genangan akan mencapai 22,4 cm dan 43,5 cm pada tahun 2016 dan 2031, masing-masing. Dengan demikian, sesuai dengan skenario pesimis setiap area di bawah Mean Sea Level (MSL) dari 22,4 cm pada tahun 2016 dan 43,5 pada 2031 akan dibanjiri. Pada tahun 2016,area akan menjadi 2645 ha dan 2681 ha di bawah skenario optimis dan pesimis,masing-masing daerah ini akan meningkat menjadi 3042 ha dan 3363 ha pada 2031 di bawah dua skenario.

H.           Potensi Daerah Rob Di Semarang
            Potensi daerah Rob di 2031 terhitung sebesar 8,2% (3059 ha) dari total luas Kota Semarang (37.367 ha). Di antara mereka, 60,6% adalah built-up, terdiri dari 17,8% kawasan industri, 11,2% daerah pemukiman, 15,7% perdagangan dan area layanan, 9,9% terminal publik, dan 6,1% area penggunaan campuran. Luasnya Rob meningkat 15,2% dari tahun 2011. Meskipun rencana penggunaan lahan telah mengalokasikan area untuk konservasi, peningkatan ruang terbangun yang diproyeksikan dalam rencana menunjukkan bahwa potensi bahaya hidro-meteorologi masih sangat tidak diakui.

I.              Kesimpulan
            Studi ini menyimpulkan bahwa Rencana Penggunaan Lahan dalam Rencana Tata Ruang 2011–2031 Kota Semarang maupun perencanaan tata ruang Indonesia di tingkat lokal belum mengakomodasi potensi bahaya hidro-meteorologis. Di Semarang, Rob terutama disebabkan oleh SLR yang dipengaruhi oleh perubahan iklim pada skala global dan penurunan tanah pada skala lokal, yang terakhir adalah hasil dari aktivitas dan pengembangan manusia yang intensif. Jenis-jenis penggunaan lahan yang direncanakan di wilayah Rob diperkirakan pada 2031 memiliki kegiatan yang lebih intensif daripada tipe penggunaan lahan saat ini. Area built-up yang diproyeksikan pada 2031 juga lebih tersebar daripada yang ada di situasi saat ini.Penelitian ini berguna dalam memprediksi kerentanan antisipasi area berdasarkan SLR dan penurunan tanah. Peta wilayah Rob yang diproyeksikan dapat menggambarkan ruang lingkup daerah rawan yang dipengaruhi oleh bahaya hidrometeorologi. Selain itu, juga dapat mengukur sejauh mana Rencana Tata Ruang Kota telah benar-benar mempertimbangkan masalah ketika mempersiapkan rencana.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH PETA

SEJARAH PETA  Ilmu geografi adalah ilmu yang mempelajari berbagai gejala dengan ruang muka bumi sebagai tempat berkembangnya kehidupan, kesimpulan di atas dikemukakan berkaitan dengan pernyataan yang dibuat oleh Ptolemy dan Richard Hartshome, yaitu :   The purpose of geography   is to provide a view of whole earth by mapping the location of procces (Ptolemy). Geography is concerned to provide accurate, orderly, and rational description and interpretation of the variable character of the earth surface (Richard Hartshome). Para ahli geografi selalu menaruh perhatian pada persebaran, perubahan, dan keterkaitan antara gejala fisik dan social pada berbagai tempat di permukaan bumi. Kajian – kajian yang dilakukan senantiasa dilandasi oleh pendekatan regional dan ekologis guna memahami secara holistic hubungan antar manusia dan lingkungan dalam membentuk karakter permukaan bumi. Pendekatan regional berupaya untuk memahami, mengkaji, dan menilai lokasi/tempa...

TRIANGULASI

Metode Triangulasi     Dijelaskan oleh  Deni Andriana  bahwa peneliti menggunakan triangulasi sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Dimana dalam pengertiannya triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian (Moloeng, 2004:330) Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda (Nasution, 2003:115) yaitu wawancara, observasi dan dokumen. Triangulasi ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya data. Menurut Nasution, selain itu triangulasi juga dapat berguna untuk menyelidiki validitas tafsiran peneliti terhadap data, karena itu triangulasi bersifat reflektif. Denzin (dalam Moloeng, 2004), membedakan empat macam triangulasi diantaranya dengan memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Pada penelitian ini, dari keempat macam triangulasi tersebut, peneliti hanya menggunakan teknik ...

RESUME KELOMPOK 13

Aksesibilitas Spasial Taman Kota di Shanghai, Cina           Kota Shanghai memiliki tingkat urbanisasi tertinggi di Cina dan menjadi salah satu kepadatan populasi tertinggi di   dunia. Shanghai memiliki populasi lebih dari 24 juta orang, sementara ruang hijau publik hanya 7,1 m per kapita untuk memenuhi tuntutan rencana Kota Shanghai maka akan dibangun green infrastruktur . A.            Aksesibilitas Aksesibilitas adalah faktor penting untuk mengunjungi taman.   Untuk menganalisis aksesibilitas di Shanghai Luo dan Qi merekomendasikan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk melakukan analisis mengenai akses di Kota Shanghai B.            Green Infrastruktur Green Infrastructure (G) adalah strategi perencanaan yang memiliki tujuan yang berkelanjutan untuk pembangunan perkotaan. Fungsi utama G adalah untuk melindungi...